ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG GORONTALO
Tanggal Upload: 30/05/2025
Penulis / NIM:
NURISMA KURNIATI MATANI / E1116034
Program Studi:
S1 Akuntansi
Kata Kunci:
Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat penilaian keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Gorontalo. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan bagaimana penilaian keuangan dari segi rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
Hasil penelitian dilihat dari tingkat likuiditas, PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Gorontalo kondisinya liquid hal ini dilihat dari rasio lancar pada tahun 2015 sebesar 780%, 2016 sebesar 282%, 2017 sebesar 99% dan 2018 sebesar 377%. Namun dalam rasio kas perusahaan dalam kondisi yang illiquid pada tahun 2015 sebesar 3%, 2016 sebesar 1%, 2017 sebesar 1% dan 2018 sebesar 2%. Selanjutnya dilihat dari tingkat solvabilitas PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Gorontalo dilihat dari Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva pada tahun 2015 sebesar 99%, 2016 sebesar 98%, 2017 sebesar 92% dan 2018 sebesar 98% dan secara keseluruhan temasuk dalam kategori yang kurang sehat. Berikut dilihat dari tingkat aktivitas secara keseluruhan perusahaan termasuk dalam kategori yang sehat, pada rasio TATO ditahun 2015 sebesar 17%, 2016 sebesar 18%, 2017 sebesar 33%, dan 2018 sebesar 17%. Rasio Collection Periods pada tahun 2015 sebesar 69,62hari, 2016 sebesar 95,84hari, 2017 sebesar 81,19hari, 2018 sebesar 69,92hari. dan rasio perputaran persediaan pada tahun 2015 sebesar 0,39hari, 2016 sebesar 0,35hari, 2017 sebesar 0,22hari, 2018 sebesar 0,39hari. Berikut dilihat dari tingkat profitabilitas, pada rasio ROI tahun 2015 sebesar 12%, 2016 sebesar 15%, 2017 sebesar 12% dan 2018 sebesar 13%. Kemudian pada rasio ROE pada tahun 2015 sebesar 2%, 2016 sebesar 1%, 2017 sebesar -1% dan 2018 sebesar 2%, sehingga perusahaan termasuk dalam kategori yang kurang sehat.