PUSAT PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN LANSIA DI KABUPATEN POHUWATO (Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku)
Tanggal Upload: 03/06/2025
Penulis / NIM:
YULIANTI DJAKATARA / T1114080
Program Studi:
S1 Teknik Arsitektur
Kata Kunci:
pusat pelayanan, pemberdayaan lansia, pendekatan arsitektur perilaku
Abstrak:
Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Lansia adalah wadah bagi aktifitas dan sosialisasi lansia dari pagi hingga sore hari yang membantu meningkatkan mutu kesehatan fisik dan psikis mereka. Banyaknya aktifitas para anggota keluarga diluar rumah dapat berdampak kepada kondisi fisik dan psikis dari orang tua mereka yang berada dirumah. Kesibukan masyarakat dapat membuat mereka kesulitan dalam membagi waktu yang dihabiskan diluar rumah dan waktu untuk orangtua mereka sehingga terjadi banyaknya lansia yang tidak terawat dengan baik. Lansia juga memiliki kebutuhan akan komunitas, Perhatian, dan Keluarga. Sehingga diperlukan wadah berupa hunian atau pelayanan bagi lansia yang nyaman dan layak agar dapat bersosialisasi dan beraktifitas yang mendukung mereka dalam mendapatkan peningkatan mutu kesehatan saat keluarga mereka memiliki kesibukan diluar rumah. Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Lansia ini bertujuan untuk: 1) Sebagai wadah yang direncanakan untuk menjadi aktifitas dan sosialisasi lansia dari pagi hingga sore hari yang membantu meningkatkan mutu kesehatan fisik dan psikis mereka, 2) Membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi dirinya, 3). Merupakan wadah yang memberi pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia. Perancangan hunian Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Lansia menggunakan pendekatan arsitektur perilaku. Dimana perilaku Lansia menjadi acuan dalam desain bangunan. Metode dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data dan pembahasan data yang terdiri dari : 1) Survey lapangan, 2) Wawancara, 3) Studi literature. Pada penelitian ini diperoleh hasil perancangan bahwa hunian Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Lansia di Kabupaten Pohuwato terbagi atas 13 bangunan. Yaitu : gedung pengelola, mushola, medis, apotek, wisma keluarga, gedung rawat, gedung wisma laki-laki, gedung wisma perempuan, dapur, gedung servis, gedung seni, gedung senam dan yoga, gedung aula. Metode yang digunakan dalam Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Lansia ini adalah penerapan arsitektur perilaku. Dimana tata ruang maupun bentuk sebuah bangunan dibuat sesuai dengan perilaku lansia.