Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui penerapan Restorative Justice dalam penyelesaian anak berhadapan dengan hukum, (2) Untuk mengetahui Hal- hal apa saja yang diperlukan untuk mendukung Restorative Justice dalam permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Empiris dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) Penerapan Restorative Justice dalam penyelesaian anak berhadapan dengan hukum dilakukan dengan cara diversi, dimana pihak pelaku dan keluarganya melakukan mediasi pada pihak korban dengan cara memohon maaf atas perbuatannya, serta mengganti rugi atas apa yang telah dialami oleh korban. (2) Hal-hal yang diperlukan untuk medukung Restorative Justice dalam permasalahan anak berhadapan dengan hukum antara lain adalah : (a) Usia pelaku, (b) Kategori tindak pidana, (c) Korban, dan (d) Dukungan orang tua/wali dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan: (1) Dengan adanya kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku dari tindak pidana yang dilakukan, maka seharusnya orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab atas anaknya, lebih memperhatikan anaknya, dan juga sering-sering mengontrol anak, baik dari segi pergaulan, sekolah dan lain sebagainya, agar anak, bisa menjaga dirinya untuk tidak terlibat dalam sebuah persoalan (kasus), dan (2) Pemerintah harus kembali mensosialisasikan kembali Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, kepada seluruh pihak terkait, khususnya kepada aparat penegak hukum, terkait dengan perubahan prinsipprinsip dasar dalam menangani berbagau kasus tindak pidana yang melibatkan anak