Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuktian kejahatan kekerasan psikis dalam kasus KDRT dan faktor penghambat proses pembuktian kejahatan kekerasan psikologis dalam kasus KDRT. Berdasarkan analisis data dan peristiwa, penulis menyimpulkan bahwa proses pembuktian kekerasan psikis dalam kasus kekerasan dalam rumahtanggaharus menggunakan Visum Et Repertumyang mempunyai kekuatan pembuktian/alat bukti hukum yang sah dalam perkara pidana sesuai dengan teori pembuktian psikis.Jenis Visum et Repertum yang digunakan adalah Visum et RepertumPsikiatrik. Dari beberapaputusan yang diteliti, terlihat jelas bahwa hakim selalu mendasarkan putusannya pada Visum Et Repertum yang disampaikan dalam persidangan. Faktor penghambat pembuktian kekerasan psikis dalam kasus KDRT dibuat dengan menggunakan teori sistem hukum yang dikemukakan oleh Lawrence Friedman dan akibatnya masih terdapat perbedaan pemahaman aparat penegak hukum mengenai penerapan undang-undang KDRT. (isi hukum) menimbulkan perbedaan persepsi. Selain itu, sejak kejadian hingga pemeriksaan Visum Et Repertum cukup lama, sehingga hasil otopsi kurang mendukung proses persidangan (struktur hukum)