Permasalahan anak yang terjadi di Indonesia semakin beragam, ini bisa dicermati dengan semakin meningkatnya pelanggaran-pelanggaran hak anak di Indonesia , kekerasan terhadap anak, eksploitasi, diskriminasi, perdagangan anak sampai pada perlakuan salah lainnya, kecenderungan ini menyebabkan praktek – praktek eksploitasi yang dilakukan orang dewasa (orang tua/keluarga) ataupun pihak – pihak lain yang memperkerjakan anak hanya untuk mencari keuntungan oleh pihak tertentu. Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus melakukan upaya agar hak anak dapat terpenuhi, salah satunya adalah Pembentukan Komite Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) sebagai bentuk untuk meningkatkan akses layanan perlindungan dan pemenuhan hak-hak ABH sekaligus mendorong upaya penanganan kasus ABH melalui restorative justice. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi pusat informasi/data (centralized data base) ABH kemudian pengembangan dari sistem ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan informasi ABH di Kota Gorontalo. selain itu perlunya pemetaan data mengenai ABH disetiap daerah sehingga bisa dipantau daerah mana saja yang rawan. Dari Pemetaan itu akan dilakukan penjangkauan dan pengawasan. Dari hasil penelitian Dapat diketahui bahwa Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Anak Berhadapan dengan Hukum kota gorontalo yang dirancang dapat digunakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian yang dilakukan dengan metode White Box Tesing dan Basis Path yang menghasilkan nilai V(G) = CC yaitu 3, serta pengujian Black Box yang menggambarkan kebenaran sebuah logika sehingga didapat bahwa logika flowchart benar dan menghasilkan sistem informasi geografis yang tepat dan dapat digunakan