Komoditi cabai rawit merupakan salah satu komoditi strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan, juga perbaikan kondisi sosial ekonomi petani. Cabai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kerana banyak mengandung vitamin, protein dan serat yang dapat melancarkan serat. Penggunaan bahan kimia selama ini benyak memberikan efek samping terhadap lingkungan sehingga pemupukan tanaman cabai rawit menggunakan limbah kulit nanas yang ramah lingkungan. Limbah kulit nanas mengandung kalium, nitrogen dan fosfor. Penelitian dilaksanakan di desa Tinelo, kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo pada bukan Januari hingga April 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 Perlakuan yang diulang sabanyak 3 kali. Jumlah Cabang tanaman cabai rawit memberikan pangaruh nyata dan sangat nyata terjadi pada hari ke-30 sedangkan pengaruh sangat nyata pada hari ke-15, 45, 60 dan 75. Jumlah dauntidak memberikan pengaruh pada 15 HST, 30 HST, 45HST, 60 HST dan 75 HST hari setelah tanam. Jumlah buah tidak memberikan pengaruh nyata pada panen pertama sedangkan pada panen kedua dan ketiga memberikan pengaruh yang nyata sedangkan perlakuan limbah kulitnanaspada bobot buah hanya memberikan pengaruh pada panen pertama. Perlakuan limbah kulit nanas yang dibuat dalam bentuk pupuk organik cair akan mengandung kadar kalium tertinggi. Kandungan kalium pada buah nanas kering didapatkan 376 mg/kg.Peranan kalium sendiri yaitu sebagai katalisator bagi mikroorganisme untuk mempercepat fermentasi.limbah kulit nanas berperan penting dalam pembentukan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis. Proses fotosintesis berfungsi untuk memperoleh makanan bagi tumbuhan, dengan kandungan klorofil yang cukup untuk meransang organ vegetatif pada suatu tanaman.