Permasalahan atau kendala bagi para petani adalah terkait masalah pasca panen terutama terkait kadar air, yang akan berpengaruh terhadap harga jagung itu sendiri. Semakin tinggi kadar airnya maka harga jagung akan turun, sebaliknya semakin rendah kadar air jagung harga akan semakin naik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat ukur kadar air biji jagung dengan menggunakan sensor capacitive soil moisture. Alat ukur, dari segi kemempuan harus memiliki nilai ketelitian dan ketepatan. Setiap alat ukur di anggap baik apabila dapat di buktikan dengan suatu pengujian alat, yang disebut dengan kalibrasi alat. Alat ini bekerja secara otomatis dengan merespon berapa besar kadar air yang dideteksi oleh sensor. Alat pengukur kadar air ini juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Thing (IoT), untuk memonitor kadar air dari jarak jauh. Mikrokontroller yang digunakan adalah NodeMcu yang akan langsung terhubung dengan jaringan wifi, dimana hasilnya akan di tampilkan di web. Hasil pembuatan alat ini sudah dilakukan validasi hasil pengukuran, dimana validasi ini mencakup dua parameter yaitu akurasi dan juga presisi. Tingkat akurasi dapat dilihat dari hasil nilai regrasi liner, dimana hasil regresi linier dari pengujian kadar air jagung ini adalah y=1,163x + 0,014 dan R2 = 0,999. Dengan ketentuan tingkat akurasi dikatakan baik apabila nilai R2 mendekati angka 1. Sedangkan untuk tingkat presisi syarat keberterimaannya adalah nilai % RSDp < %CV horwitz, dimana hasil pengujian sampel A nilainya adalah 2,03666 <2,81711, sampel B 1,18303<2,58709 dan sampel C 2,22651<3,04314. Ini menunjukkan untuk ketiga sampel tersebut sudah memenuhi syarat presisi, dimana nilai %RSDp< %CVhorwitz, ini berarti data yang diperoleh mempunyai presisi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang di gunakan untuk pengujian ini sudah baik.